PEKANBARU - Hasil perolehan suara Pilkada serentak tahun 2020 memprihatinkan kader senior partai golkar. Dari sembilan kabupaten/kota yang melaksanakan Pilkada pada tanggal 9 Desember 2020 kemarin, hanya dua daerah yang berhasil menang yaitu kabupaten Kuansing pasangan Andi Putra - Suhardiman Amby dan Kabupaten Inhu yang mengusung Rezita Meylani – Junaidi Rachmat
Kendati belum ada hasil resmi dari KPU kabupaten/kota yang menyelenggarakan Pilkada Namun, hasil real count dari masing-masing calon telah memberikan statement kepada media.
Hasil perolehan suara dari calon yang diusung partai golkar di sembilan kabupaten/kota ini menjadi perhatian dari beberapa kader militan partai golkar. Salah satunya adalah H. Masnur.
Kepada wartawan, dia mengungkapkan bahwa dirinya sudah 30 tahun menjadi kader partai berlambang pohon beringin ini. Bahkan partai golkar lah yang mengantarkannya duduk sebagai anggota legislatif baik ditingkat kabupaten maupun ditingkat Provinsi. Terakhir dia duduk di lembaga legislatif tingkat satu provinsi Riau periode 2014-2019.
"Saya meneteskan air mata, prihatin karena Riau yang merupakan lumbung suara Golkar, ketika saya bersama masyarakat bawah, dimana mana orang bicara ke saya bahwa Golkar tumbang, hancur dan habis di Riau," kata Masnur, Senin 14 Desember 2020 kepada wartawan di Gedung DPRD Riau.
Dikatakan Masnur, kegagalan Golkar saat ini dikarenakan kader Golkar saat ini tidak menjadikan Golkar sebagai partai batin mereka, sehingga tidak sepenuh hati menjadikan golkar sebagai ideolog dalam berpolitik.
Selain itu Masnur juga melihat, kegagalan ini disebabkan lemahnya konsolidasi partai. Kalau konsolidasi kuat, kader pasti akan kuat militan. "Yang terjadi adalah, konsolidasi Golkar tak tuntas, maka terjadi pecah belah," Ungkapnya. (Fd)