Anemia Ternyata Bukanlah Penyakit Akibat Kurang Darah
Senin, 07/11/2016 - 16:17:52 WIB
 |
ilustrasi
|
Selama ini, diabetes melitus dan jantung koroner dikenal sebagai dua penyakit yang menelan banyak korban di Indonesia. Temuan tersebut membuat orang abai akan penyakit lainnya. Padahal, sebenarnya ada satu lagi penyakit yang cukup mengkhawatirkan, yaitu anemia.
Yuk, Minum Susu
Kebanyakan orang Indonesia biasa menyebut anemia sebagai penyakit 'kurang darah'. Namun, sebenarnya anemia adalah sebuah kondisi tidak sehat di mana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal berdasarkan pemeriksaan laboratorium.
Perlu diketahui, ternyata 1 dari 5 penduduk Indonesia berisiko tinggi menderita anemia. Padahal, anemia yang menjangkiti usia produktif akan berdampak langsung pada penurunan produktivitas sebanyak 20 persen atau sekitar 6,5 jam kerja per pekan.
Wakil Ketua Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia (PDGMI), Yustina Anie Indriastuti menjelaskan anemia dapat menyebabkan penderitanya lebih cepat lelah dan menurun konsentrasinya. "Karena dia kekurangan oksigen pada jaringan tubuhnya, sehingga mengurangi kemampuan beraktivitas, dan produktivitas pun menurun," kata Yustina di sela-sela seminar Sheat Tanpa Anemia untuk Indonesia yang Lebih Produktif di Pejaten Village Jakarta.
Dia mengungkapkan sebagian besar kasus anemia di Indonesia dipicu oleh defisiensi zat besi. Sebab, makanan berzat besi yang dikonsumsi sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari bahan nabati atau dedaunan hijau tua seperti bayam, daun singkong, atau kangkung.
Padahal, zat besi yang didapatkan dari bahan nabati alias tumbuh-tumbuhan lebih sulit diserap oleh tubuh. Akibatnya, rata-rata penduduk Indonesia menyantap kudapan dengan kandungan zat besi yang lebih rendah daripada kebutuhan tubuh. "Kesadaran masyarakat Indonesia akan kecukupan gizi dari bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari kurang, terutama makanan yang mengandung zat besi dari bahan hewani seperti hati, daging sapi atau kambing, unggas, dan ikan yang lebih mudah diserap tubuh."
Untuk mengatasi anemia, tutur Yustina, pertama-tama kenali terlebih dahulu gejala-gejalanya, di antaranya letih, lesu, lemah, lelah, lalai (5L), sakit kepala, pusing, mata berkunang-kunang, mudah capek, sulit konsentrasi, serta pucat. Selain itu, ketahuilah faktor-faktor yang membantu peningkatan daya serap zat besi ke dalam darah.
Beberapa makanan yang membantu penyerapan zat besi, antara lain daging, ikan, unggas, dan vitamin C. Sebaliknya, yang menghambat, antara lain teh, susu, kopi, kalsium, fosfor, serat, dan fitat.*
sumber : tempo.co
Komentar Anda :