KAMPAR - Prosesi Semah Antau di Malako Kociak Tanjung Beringin, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Minggu 29 Januari 2023, berlangaung meriah. Perahu berkajang kain dan puluhan perahu milik warga berarak hingga ke perbatasan Desa Tanjung Beringin dengan Gajah Betalut.
Di perbatasan sungai inilah kepala kerbau dilarungkan. Ada tujuh perahu berkajang kain. Ada perahu raja dan permaisuri denga wana kuning, perahu pemerintah desa dengan bendera merah putih berkibar di bagian depan, dan lima perahu milik lima persukuan di desa tersebut.
Raja dan seluruh masyarakat duduk di batu-batu di tepi sungai sebelah kiri menyaksikan.prosesi Semah Antau tersebut, sedang pelarungan di seberangnya. Prosesi itu disaksikan raja dan seluruh masyarakat.
Pelarungan terasa sangat sakral ketika suara Datuk Sinaro sebagai penguasa sungai terdengar sayup-sayup antara riak arus Sungai Subayang. Sementara masyarakat yang hadir, satu pun tidak ada yang bersuara. Semua diam. Tenang.
Datuk Sinaro menghadap ke hutan dan bukit. Ia berdialog, tidak begitu jelas, tapi yang pasti dialog itu ditujukan kepada penghuni rimba raya di depannya.
"Inti dialog itu kami menyampaikan bahwa nazar kami sudah terlaksana, jangan sampai ada yang mengganggu cucu anak kemenakan kami. Simbol pembayaran itu dengan kepala kerbau yang dilarungkan ke dalam sungai di perbatasan Antau. Karena di Malako Kociak ada lima suku, maka masing-masing suku wajib menghias perahu dengan kayang kain. Setiap tahun memang beginilah yang kami lakukan," kata Datuk Sinaro saat.kembali dari perbatasan.
Raja yang mengikuti seluruh prosesi Semah Antau Semah Nagoghi itu didampingi Permaisuri. Raja juga menyaksikan berbagai kegiatan lain, termasuk pertunjukan seni oleh tim Residensi Seniman Riau 2023 yang digagas Komunitas Seni Rumah Sunting dari Kota Pekanbaru di bawah pimpinan Kunni Masrohanti.
.
Raja Tengku Muhammad Nizar bersama permaisuri dan rombongan tiba di tanah Tanjung Beringin sekitar pukul 12.30 WIB, Sabtu 29 Januari. Kedatangan Raja disambut segenap masyarakat Tanjung Beringin yang menunggu di tepian air Sungai Subayang.
Nyaring suara calempong, tari bunga dan gerimis serta langit mendung mengirngi langkah Tuankku Raja saat turun dari perahu hingga kakinya benar-benar aampai di ke Rumah Godang, tempat peristirahatan selama di sana. Dan begitu masuk k dalam rumah, hujan lebat langsung mengguyur desa yang pernah bernama Miring itu.
Raja dan rombingan berbaur dengan.masyarakat, mengikuti seluruh kegiatan dan proseai Semah Antau. Mulai dari menyaksikan pertunjukan seni, ziarah makan Datuk Darah Putih dan Datuk Pagar, hingga pelarungan kepala kerbau di perbatasan Desa Tanjung Beringin dengan Desa Gajah Betalut. Raja juga berhenti di Muara Sungai Tikun, tepian yang wajib disinggahinya layak raja-raja terdahulu setiap.kali ke hulu. Terakhir raja dan seluruh rombongan berbaur dan makan bersama seluruh warga di Pulau Latang, antara rumput dan batu-batu di tepi Sungai Subayang.
"Semah Rantau atau helat Semah Antau Semah Nagoghi ini memang dilaksanakan setiap tahun oleh.masyarakat Malako Kociak sebagai nazar sekaligus ungkapan rasa syukur yang ditandai dengan pemotongan kerbau. Semoga tetap dilaksanakan di tahun-tahun berikutnya. Semoga kearifan lokal ini terus terjaga dan tahun depan lebih meriah lagi. Tahun ini ada seniman-seniman Riau dan Rumah Sunting, makanya meriah. Tahun depan semoga meriah lagi," katanya. ***
Komentar Anda :