Syamsuar Gunakan Konsep Sultan untuk Menyatukan Keberagaman
Senin, 29/01/2018 - 09:15:32 WIB
Bupati Siak, H Syamsuar, membongkar rahasianya dalam memimpin daerah yang sempat menjadi pusat kerajaan Melayu Islam, yang tentram dan nyaman saat menjadi nara sumber dialog Kebangsaan Bersama yang bertemakan; “Keberagaman Adat Sebagai Permersatu,” di Balai Adat Melayu Riau (LAMR), Sabtu (27/12018) malam.
Memgawali materinya, Syamsuar bercerita tentang sejarah Kerajaan Siak beserta kehidupan para sultan terdahulu. Katanya, Para Sultan di Kerajaan Siak masa itu hidupnya berdampingan dengan berbagai ragam suku dan agama.
Hal itu dapat dilihat dari keragaman suku agama yang masih ada di Siak hingga saat ini. Sejak zaman kerajaan Siak, sudah ada klenteng yang lokasinya tidak jauh dari Istana Siak dan usianya pun sudah mencapai ratusan tahun.
“Selain itu juga ada gereja yang lokasinya tidak jauh dari Istana Siak. Ada warga Tapanuli yang masih banyak menetap di Siak. Dari awal kerajaan Siak ini berdiri atau belum lagi Indonesia merdeka, sultan-sultan bisa beradaptasi dengan siapapun,” ucap Syamsuar pada dialog yang
juga menghadirkan Anggota DPR RI, Jon Erizal untuk menggantikan Ketua MPR RI, Zulkifli Hasan yang harus kembali ke Jakarta.
Hal lain yang menjadi bukti bahwa Sultan terdahulu itu sangat terbuka.dengan siapa saja, juga bisa dilihat dari hubungan kerjasama dengan pedagang dari luar negeri yakni, Malaysia dan Singapura.
“Artinya, sudah ditunjukkan oleh Sultan ini walaupun dia dari suku Melayu ada juga dari keturunan Arab, tetapi dia tidak pernah ada sengketa antar suku dan agama yang kami dengar. Makanya ini juga yang kami pakai saat memimpin Siak,” kata Syamsuar.
Keberagaman agama, sambung Syamsuar, sangat dijunjung tinggi. Karena keharmonisan antara suku ini, modal dasar untuk memajukan pembangunan.
“Menyatu padukan kekuatan untuk memajukan Indonesia agar kedepannya bisa lebih maju lagi, saya harapkan kita semua tidak terpancing dengan isu-isu yang akan memecah belahkan kerukunan umat beragama dan negara kesatuan Republik Indonesia ini,” harap Syamsuar.
Dalam dialog kebangsaan ini pesertanya dari berbagai suku yang ada di Riau. Tidak hanya Melayu, terlihat juga dari Suku Bugis, Suku Jawa Suku Batak, Suku Banjar, Suku Minang dan lain-lainnya. *
riaukepri.com
Komentar Anda :