PTPN V terus berkomitmen menerapkan ISPO atau Minyak Sawit Indonesia Lestari. Suatu mandatory dari Pemerintah terhadap perusahaan perkebunan. Bagaimana tidak, 7 dari 12 Pabrik Kelapa Sawit/PKS yang dimiliki perusahaan, telah mengantongi sertifikat ISPO dari Pemerintah.
Hal tersebut terungkap saat bincang-bincang dengan Direktur Operasional PTPN V Balaman Tarigan didampingi Kabag Transformasi Bisnis Ugun Untaryo, Senin (13/11/2017) di Kantornya jalan Rambutan 43 Pekanbaru.
“Berdasarkan Permentan 11 tahun 2015, maka kami telah menerapkan seluruh prinsip dan kriteria terkait pengembangan industri kelapa sawit secara berkelanjutan, dan telah melaksanakan audit sertifikasi. yang diikuti dengan penerbitan sertifikat ISPO”, beber Balaman.
Menurutnya Indonesian Sustainable Palm Oil adalah bentuk komitmen perusahaan industri kelapa sawit yang berwawasan lingkungan dan saat ini terbukti sudah lebih dari setengah PKS mendapatkan pengakuan ISPO.
“Sejak awal diterapkan di tahun 2012, ada 7 PKS yang sudah bersertifikat ISPO. Yaitu PKS dan Kebun Tandun, PKS dan Kebun Sei Pagar, Sei Galuh, Sei Garo, Sei Tapung, Tanjung Medan, dan PKS serta kebun Tanah Putih”, jelas Balaman.
Dengan mengikuti prinsip-prinsip yang dibuat oleh pemerintah tersebut, tercatat PTPN V juga menjadi salah satu penerima sertifikat ISPO Perdana yang diterbitkan pertama sekali di tahun 2013.
“Kita masuk sebagai 1 dari 6 perusahaan yang Perdana mendapatkan sertifikat. Namun yang terpenting tidak sebatas sertifikasi.
Implementasi budidaya kelapa sawit yang berkelanjutan terus dipertahankan dan ditingkatkan”, imbuhnya sambil menyatakan dampak ISPO sepatutnya tidak hanya sebatas pemenuhan perundang-undangan tetapi juga memberi manfaat positif bagi masyarakat dan lingkungan.
Balaman berharap seluruh PKS Perusahaan sawit dan karet di Riau tersebut bisa mendapatkan sertifikat. “Semoga kedepannya seluruh PKS dan Kebun PTPN V bisa mendapatkan sertfikasi, selanjutnya menjadi role model bagi Perusahaan perkebunan lainnya terkait sustainability”, harapnya. (trc)
