Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit hewan menular yang disebabkan oleh virus, bersifat akut serta menyerang susunan syaraf pusat hewan berdarah panas dan manusia. Rabies bersifat zoonosis artinya penyakit tersebut dapat menular dari hewan ke manusia. Penyakit tersebut sangat berbahaya dan belum ada obatnya. Apabila gejala klinis sudah timbul selalu diikuti dengan kematian baik pada hewan ataupun manusia.
Hewan yang menularkan rabies pada manusia adalah anjing, kucing, dan kera/monyet. Lebih dari 90% kasus rabies pada manusia ditularkan oleh anjing. Oleh karena itu anjing menjadi objek utama kegiatan pemberantasan rabies.
Kadis Perikanan dan Peternakan Kabupaten Siak Susilawati menyebutkan, di kabupaten Siak kasus gigitan anjing sebanyak 31 kasus. Dari 31 kasus tersebut yang dinyatakan bebas observasi sebanyak 28 kasus, sedangkan kasus anjingnya hilang setelah menggigit sebanyak 3 kasus. “Alhamdulillah dari hasil laboratorium dinyatakan bebas atau 0 kasus,” sebut Susi, saat menyambut rombongan Rapat Koordinasi Rabies se-Sumatera, Kamis (14/9/2017) kemarin di Siak.
Dilanjutkannya, upaya pencegahan dan pemberantasan rabies dilakukan dengan menghindari kejadian penggigitan dan melakukan vaksinasi rabies pada anjing, kucing dan kera/monyet peliharaan secara teratur setiap tahun. Selain itu realisasi vaksinasi rabies pada tahun 2017 sebanyak 2870, sampai saat ini tim vaksinasi rabies sekabupaten masih tengah melakukan door to door.
“Setiap tahun kami rutin melakukan pencegahan melalui penyuluhan dan vaksinasi rabies secara door to door dilapangan, oleh petugas kesehatan hewan medis verteriner dan paramedic veteriner di masing-masing kecamatan,” ujarnya.
Peserta Rakor Kunjungi Istana
Rapat Koordinasi Rabies se-Sumatera dilaksanakan di Pekanbaru beberapa waktu yang lalu, melakukan kunjungan wisata ke negeri Istana. Daerah bekas kerajaan Islam itu, memiliki daya tarik tersendiri selain jarak yang cukup dekat dengan ibukota propinsi.
Usai sholat zuhur dan ke makam Sultan, pesera rakor diajak melihat istana, pasar seni, kelenteng, dan menyusuri Tepian Bandar Sungai Jantan. Tak sedikit pujian dan kekaguman dari peserta rakor tersebut, mulai dari kebersihan, keramahan dan aset peninggalan istana yang terawat. Tak luput pula komentar seru dari peserta terhadap masakan pacri terong dan asam pedas tapah serta ikan salai selais.
125 orang yang terdiri dari kepala dinas dan kepala bidang propinsi dan kabupaten se Sumatera itu tak lupa membeli oleh-oleh, baik bahan dari dekranas, maupun dari pasar seni Siak, tanjak, batik Siak, dan pernak-pernik lainnya sangat diminati oleh pengunjung.
Dilain kesempatan, Bupati Siak Syamsuar menyebutkan masih banyak potensi objek wisata yang bisa dikunjungi. Seperti Danau Naga Sakti di Pusako, Jembatan Teluk Masjid, hutan mangrove di rawa mekar jaya di Sungai Apit, makam Putri Kaca Mayang di Koto Gasib, makam Tengku Buang Asmara di Mempura, dan lain-lain.
Terkait hal itu Bupati dua periode itu telah melakukan upaya terhadap pengembangan usaha ekonomi kreatif di Siak. Serta langkah-langkah inovasi untuk promosi potensi Siak ke tingkat Nasional bahkan Internasional. Misalnya menjalin kerjasama dengan Bandung Creatif City Forum (BCCF) dan Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) untuk pengembangan ekonomi kreatif di Siak, dalam rangka mempersiapkan kabupaten Siak sebagai salah satu kunjungan wisata unggulan di Sumatera. (trc)