Biasanya, sepuluh hari menjelang bulan suci ramadhan tiba, tradisi masyarakat Kabupaten Siak ramai-ramai mendatangi Tempat Pemakaman Umum (TPU). Ke datangan warga di pemakaman untuk membacakan do'a yang ditujukan kepada orang tua, saudara atau karib kerabat yang telah tiada.
 
Sejatinya,  ziarah kubur sebelum Ramadhan bukan hanya untuk mengenang orang-orang yang telah mendahului kita. Tetapi untuk lebih ditekankan dengan ziarah kubur agar kita mengingat kematian. Mati adalah sesuatu yang pasti terjadi, karena itu kita harus mempersiapkan diri menghadapi kematian itu.

 Salah seorang warga Siak Zuraida saat di hampiri di lokasi pemakaman Suak Santai Kp.Rempak Rabu (16/05/2018) mengatakan, Kehadirannya di pemakaman selain bersih-bersih makam mertua dan keluarga, juga dalam rangka menyambut bulan suci Ramdhan kita selalu mendoakan keluarga yang telah tiada.
 
"Kita bersama keluarga datang ke pemakaman ini, untuk ber ziarah ke makam dan membersihkan kubur, serta melakukan do'a bersama, doa tersebut kita fidiahkan bagi keluarga dan orang tua yang telah meninggal,"terang Zuraida.
 
Zuraida juga menambahkan, Ziarah makam atau nyadran dalam bahasa Jawa, menjadi kebiasaan yang dilakukan hampir seluruh masyarakat Indonesia. Terutama yang beragama Islam, sebelum memasuki bulan suci. Sama hal nya di Siak biasanya warga datang ramai ramai sekeluarga, ada juga yang sendirian. Melakukan do'a yang di tujukan bagi keluarga yang sudah meninggal.
 
"Ziarah kubur sebelum Ramadhan ini, lebih kepada persiapan mental untuk memasuki bulan suci. Meskipun ziarah makam yang di kususkan hanya setiap menyambut bulan puasa tidak terdapat dalam syariat. Namun ini sebuah tradisi yang berlangsung sejak dahulu hingga sekarang,"pungkas Izura.

Hal senada juga di ungkapkan warga Kampung Benteng Hulu Purnomo (45) kehadiranya di pemakaman untuk, bersih bersih kubur keluarga dan tabur bunga di pusara, kalau istilah jawanya nyekar. Ini di lakukan menyambut masuknya bulan suci ramadhan.

"Kita datang ke sini, untuk tabur bunga dan baca doa, yang di samapaikan kepada saudara yang telah meninggal, kalau kami orang jawa menyebut nyekar, di lain daerah beda penyebutannya, namun tujuan nya sama yaitu ziarah kemakam keluarga jelang bulan puasa tiba,"terang purnomo.

Pantawan di beberapa lokasi berbeda tempat pemakaman umum di Kota Siak, menjelang satu hari memasuki  ramadhan 1439 H yang jatuh pada hari kamis 17 mei 2018, terlihat ramai di padatai penziarah. (Yan)