Kantor Koordinator Kesejahteraan Sosial (K3S) Kabupaten Inhil menyerahkan bantuan kursi kepada anak penyandang cacat dan sembako kepada anak yatim dan lanjut usia, Jum'at (3/2/2017).

Kegiatan penyerahan bantuan yang dilakukan di Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Inhil ini dihadiri Ketua K3S Inhil Hj Zulaikhah Wardan, Kepala BK3S Provinsi Riau yang diwakili Sekretaris Dewi Mulniwati, Kepala Dinas Sosial dan Pengurus K3S Inhil serta penerima bantuan.

Sekretaris BK3S Riau Dewi Mulniwati mengatakan, Salah satu dari kegiatan K3S adalah membantu pemerintah dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan sosial di masyarakat. Untuk pertama kalinya memberikan bantuan kursi roda, kemudian direncanakan akan memberikan bantuan alat dengar dan sebagainya.

"Semoga bantuan yang kami berikan dapat bermanfaat bagi penerima. Dan kegiatan kami dapat meringankan tugas-tugas pemerintah dalam kegiatan sosial," sebutnya.

Sedangkan Ketua BK3S Inhil Hj Zulaikhah Wardan menyampaikan terimakasih kepada K3S Provinsi yang telah memberikan bantuan kursi roda kepada anak penyandang cacat ini.

"Karena dengan bantuan ini tentu sangat bermanfaat bagi warga kami, khususnya ananda Rita. Dalam rangka kerjasama kami berharap agar terus bekerja sama membantu masyarakat kita yang membutuhkan di bidang kesejahteraan sosial ini," katanya.

K3S sendiri dalam kurun waktu 3 tahun ini sudah banyak mengadakan kegiatan seperti sunatan massal, santunan anak yatim, santunan lansia dan sebagainya pada momen-momen tertentu dan juga bekerjasama dengan Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan dalam kegiatan operasi katarak dan bibir sumbing.

"Kami bersama PMI melaksanakan kegiatan bantuan seperti sembako dan sebagainya. Ke depannya kita juga masih berharap bantuan dari BK3S Provinsi Riau, kiranya bantuan yang dulu pernah ada, agar diadakan kembali seperti bantuan untuk rekomendasi berobat pasien dari Kabupaten ke Provinsi," harapnya.

Aisyah, ibu Rita (bocah yang menerima bantuan kursi roda dari BK3S Provinsi Riau) mengaku terharu dan bahagia karena mendapat bantuan kursi roda, karenan biasanya Rita hanya terbaring di rumah.

Ia hanya bekerja sebagai penjual sembako di rumah. Karena tidak bisa bekerja di tempat lain, sebab di rumah tidak ada yang menjaga Rita. Abangnya sekolah di SMK 1 Tembilahan. Suaminya sudah saat Rita berumur 5 tahun. Rita (13) adalah anak bungsu dari 4 bersaudara dan 2 kakaknya yang lahir nomor 2 dan nomor 3 juga sudah meninggal. (adv/kominfo/Egi)