Pemerintah kabupaten Rokan Hilir di bawah kepemimpinan Bupati H Suyatno berkomitmen dalam pelaksanaan program pertanian di daerahnya. program ini bertujuan untuk mewujudkan target swasembada beras di Rohil dalam menciptakan Ketahanan Pangan secara nasional sebagaimana yang telah menjadi program nasional oleh pemerintah pusat
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rokan Hilir (Rohil) menyambut baik program swasembada pangan Nasional tahun 2017 yang digagas oleh Presiden Joko Widodo. Bukti dari program Pemerintah Kabupaten Rohil dalam peningkatan kesejahteraan petani di Rohil saat ini, padi di Kecamatan Rimba Melintang merupakan wujud dari kepedulian Pemerintah Kabupaten Rohil, karena di daerah tersebut sebagai lumbung pangan beras di daerah ini yang memiliki potensi untuk terus dikembangkan dalam menargetkan swasembaya beras di Rohil. untuk mewujudkan program tersebut Pemkab Rohil melalui Sang Bupatinya Suyatno menerapkan pola tanam dua kali setahun. sehingga tahun ini swasembada beras di Rohil tahun ini optimis tercapai
Kecamatan Rimba Melintang sendiri merupakan salah satu kecamatan yang memiliki potensi yang lebih dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lainnya yang ada di daerah ini dalam hal pengembangan potensi pertanian padi. Dimana luas untuk persawahan di Kecamatan Rimba Melintang mencapai 70 persen dari luas lahan persawahan yang ada di Kabupaten Rohil
Sebagaimana program nasional yang digalakkan Presiden RI Jokowidodo terkait ketahanan pangan nasional sangat dipandang perlu demikian itu juga Rohil turut menempati posisi penting di sana. Bahkan saat ini Pemerintah Kabupaten Rohil tengah menggalakkan kegiatan program tersebut. Pemerintah Kabupaten Rohil bertekad swasembada pangan tahun 2017 mendatang. Keberhasilan itu diyakini dapat dicapai bekerjasama dengan Pemda, TNI dan kelompok tani. Diketahui juga dahulu ketika masih bergabung dengan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir merupakan lumbung padi terbesar di Provinsi Riau. Namun, kini produksi padi menurun lantara banyaknya alih fungsi lahan
Program ketahanan pangan di masa kepemimpinan Bupati Rohil Suyatno terus mengukir prestasi dengan keberhasilannnya membina berbagai kelompok tani dalam memacu peningkatan sektor pertanian hingga pencapaian swasembada pangan. Penerapan program ini dinilai berhasil dengan meningkatnya taraf kehidupan masyarakat petani. Melalui sektor Pertanian turut dan terus mengukir prestasi di tingkat nasional. Penilaian itu, yakni meliputi pengelolaan serta pembinaan terhadap kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan sampai dengan bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani melalui program-programyang diterapkan.
Sesuai dengan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Rohil, kecamatan Rimba Melintang memiliki potensi sawah kurang lebih sekitar 949.76 hektar, atau hampir 70 persen dari total keseluruhan luas lahan sawah yang ada di kabupaten Rohil yakni, 12,709.14 hektar. Karena itu, tidaklah mengherankan kalau kecamatan Rimba Melintang menjadi lumbung padinya Kabupaten Rohil. Berdasarkan hasil panen dari tahun 2013 dan tahun 2014, sangat memungkinkan hasil panen pada tahun 2015 ini bisa terealisasi 100 ribu ton pertahun. Apalagi tahun ini diterapkan pola tanam dua kali setahun. Target tersebut cukup beralasan, pasalnya sekali panen dalam tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai 50 ribu ton
Untuk itu, berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Rohil guna meningkatkan hasil produksi pertanian yang bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat, salah satunya antara lain, saat ini Pemerintah Kabupaten Rohil tengah mencanangkan kawasan pertanian dengan membuat pusat padi.
Pasalnya, komoditas padi memiliki beberapa keunggulan dalam pengembanganya yang tercermin dari nilai ekonomis tinggi dengan potensi pasar/permintaan yang cukup besar dan dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan petani. Dengan menjadikan kawasan pangan sampai mendunia, Pemkab Rohil mempercepat pembangunan kesejahteraan petani. Untuk itu, guna meningkatkan hasil produksi yang lebih baik lagi, maka saat ini Pemkab Rohil tengah melakukan penataan kawasan pertanian sentra padi di desa tersebut.
Bupati Rokan hilir (Rohil) H Suyatno memberikan dukungan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan jajaran TNI atas keberhasilan kelompok tani dalam mengembangkan tanaman jagung di Desa Darusalam, Kecamatan SinaboiDengan adanya, penataan kawasan ini, ditargetkan ke depannya hasil produksi padi ini dapat meningkat dengan menerapkan sitem dua kali penananaman padi serentak selama setahun. Bahwa sejak tahun 2014 ini sudah dilakukan sistem dua kali tanam serentak secara menyeluruh, sehingga dapat menciptakan swasembada pangan padi melalui menagement. Namun sejauh ini, perubahan iklim menjadi kendala dalam meningkatkan hasil produksi padi. Pasalnya, tanamanan ini membutuhkan kelembaban suhu udara yang baik. Dan masalah inilah yang perlu ditata khususnya dalam penataan sistem pengairan sehingga program dua kali tanam padi serentak ini dapat diwujudkan.
Berpijak dengan asumsi itulah, yang membulatkan keyakinan Bupati Rohil H. Suyatno bahwa target tersebut bisa terealisasi. Menurutnya, melalui penerapan sistem dua kali tanam padi serentak dalam setahun ini, maka dirinya menargetkan hasil produksi padi ke depannya sebesar 50 ribu ton untuk sekali panen. Jadi, jika program dua kali tanam ini bisa di wujudkan, maka dalam setahun bisa melakukan hasil produksi sebesar 100 ribu ton pertahun.
"Rencana strategis pembangunan 2016 ini, kami tetap memperhatikan sektor pangan, holtikultura dan sarana prasarana pertanian, Jadi tahun 2016 ini merupakan langkah awal kita untuk mewujudkan swasembada pangan khususnya beras di Rohil, sesuai dengan keinginan dan arahan dari pemerintah pusat," ujar Bupati
Untuk mewujudkan target tersebut, perlu dilakukan langkah-langkah strategis untuk menambah target produksi. Salah satunya mensinergikan program antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota melalui forum Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada. "Jangka panjang kita hanya memperkuat sektor pangan seperti padi, namun untuk sektor lainnya seperti jagung dan kedelai, dan holtikultura dan peternakan serta potensi unggulan lainnya yang akan dikembangkan juga," ucapnya lagi
Sektor pangan jenis padi, Rohil saat ini produksinya sudah bisa dikatan sangat bagus. tinggal untuk meningkatkan daya tanam yang di lakukan dalam setahun. sehingga hasil yang di targetkan dalam setahun akan sangat memuaskan. "Pemkab Rohil akan terus mendorong para petani dalam mengembangkan pertanian. segala bantuan dan pokok pendukung seperti Infrastruktur dan kualitas pertanian akan terus di tingkatkan. sehingga para petani dalam pertanianya akan merasa senang,"terang Bupati dengan bangga.
Namun demikian, Terkait pemenuhan kebutuhan beras di Kabupaten rohil sendiri, bahwa di Kabupaten Rohil kebutuhan akan beras tergolong cukup tinggi yakni mencapai 70 persen. Jumlah tersebut sudah berada di atas rata-rata Provinsi Riau yang hanya 50 persen saja. Sedangkan sisanya, kebutuhan beras di Kabupaten Rohil biasanya terpenuhi dari Sumatra Barat.
"Dari hasil produksi beras di daerah ini, kita baru memenuhi kebutuhan untuk daerah kisaran 70 persen, sementara sisanya kita penuhi dari Sumbar. Namun jumlah 70 persen itu masih berada di atas rata-rata Riau yang hanya 50 persen saja," terang Bupati Suyatno seraya mengulangi.
Karena itu, Pemkab Rohil melalui Dinas Pertanian tak henti-hentinya terus berupaya untuk meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian khususnya padi yang menjadi tanaman unggulan masyarakat di daerah ini khususnya Kecamatan rimba melintang, tidak itu juga kecamatan lainnya juga di pokuskan seperti Kecamatan Sinoboi, Bangko, dan Pasir Limau Kapas .
"Selain potensi padi, kecamatan lainnya juga memiliki potensi lain yaitu terbentangnya ribuan hektar lahan persawahan dengan kondisi tanah yang subur. seperti Kecamatan Sinoboi, Bangko, dan Pasir Limau Kapas . Sehingga Tak dapat di pungkiri, dengan potensi yang dimilikinya itu membuat Rohil pantas jika disebut sebagai pusat penghasil gabah terbesar atau lumbung padinya daerah ini," ungkap Bupati.
Dengan sejumlah potensi yang dimiliki kecamatan itu maka Dinas Pertanian terus melakukan berbagai upaya dan terobosan-terobosan baru guna meningkatkan kualitas sekaligus kuantitas hasil panen padi di daerah tersebut."Saat ini, saya berharap agar masyarakat tidak berpikir untuk mengalih fungsikan lahan pertanian menjadi perkebunan kelapa sawit. Dengan kata lain, masyarakat jangan begitu percaya terhadap asumsi dengan banyaknya hasil perkebunan kelapa Sawit, karena perbandingan hasil produksi satu hektar sawah dan satu hektar kebun kelapa sawit, maka hasil panen padi sawah jauh memadai dari hasil panen kelapa sawit. Selain itu biaya operasional yang dikeluarkan petani persawahan lebih sedikit dari biaya operasional kebun kelapa sawit. Kira-kira perbandingannya 70 : 30 persen," katanya.
"Dari luasan sawah tersebut sebagian besar indeks penanaman baru sekali setahun IP 100 dan seluas 120 hektar sudah bisa IP 200 yaitu 75 hektar di Desa Betung Kecamatan Pangkalan Kuras, 25 hektar Desa Petodaan dan 20 hektar di Desa Pulau Muda Kecamatan Teluk Meranti. Khususnya di desa Teluk Bakau Kecamatan Kuala Kampar mempunyai sawah seluas 396 hektar," tegasnya.
Dalam upaya meningkatkan hasil produksi pertanian tersebut terutama hasil padi (beras), Pemkab Pelalawan juga memberikan sejumlah bantuan berupa alat-alat mesin pertanian (Alsinta) untuk mengolah sawah seperti hand traktor, alat tanam, alat panen, bantuan bibit unggul sampai melakukan pelatihan terhadap para petani.Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat para petani.
Dalam melakukan pembangunan daerah harus senantiasa selalu untuk berusaha dan berdoa kepada Allah SWT. Ucapan terima kasih juga disampaikanya kepada masyarakat karena telah berperan aktif dalam merialisasikan visi misi Kabupaten Rohil. ''Dulu panen padi biasanya dilakukan setahun sekali, namun sekarang telah dua kali dalam setahun. Dulu padi yang panennya hanya beberapa ton saja, saat ini meningkat signifikan,''ungkapnya.
Didepan masyarakat rimba melintang, Bupati menekankan agar masyarakat tidak tergiur dan terpengaruh dengan jenis pertanian yang lain. Sehingga, bisa meninggalkan profesi sebagai petani padi. ''Sebagai masyarakat Pelalawan kita harus bangga karena daerah ini memiliki padi dengan jenis varietas lokal yang mampu bersaing dengan benih unggul yang ada saat ini. Karena itu, tantangan kita ke depan adalah bagaimana jenis varietas lokal ini bisa diupayakan menjadi benih unggul dengan tidak meninggalkan jenisnya,'' terang Bupati
Bupati Rokan hilir (Rohil) H Suyatno bersama Staf ahli bidang bina lingkungan kementerian pertanian Republik Indonesia (RI) Ir Mukti Sarjono Panen Jagung perdana di Desa Darusalam, Kecamatan Sinaboi-RohilUntuk mengembalikan kejayaan masa lalu dalam program peningkatan ketahanan pangan nasional, pemerintah daerah bergandeng tangan bersama TNI-AD dan kelompok tani untuk mengatasi persoalan ini nantinya. Hasilnya dapat dirasakan dalam tiga tahun kedepan, sektor pertanian di Kabupaten Rohil dapat meningkat pesat dan berkembang sebagai salah satu daerah penghasil lumbung padi terbesar di Provinsi Riau. Sebagaimana yang diintruksikan Priseden RI Joko Widodo, Indonesia harus menjadi daerah swasembada pangan. Dari pada itu, pemerintah daerah bersama DPRD berupaya memajukan sektor pertanian, jagung dan kedelai dalam tiga tahun kedepan. Terpenting, menurut Bupati, Kabupaten Rohil harus menjadi yang terbaik dalam bidang pertanian dan palawija
Terbukti, Kabupaten Rohil masih yang terbaik kedelainya. Daerah Darusalam daerahnya sangat potensi untuk tanaman kedelai dan jagung, harapan tersebut agar bisa tetap dipertahankan. Targetnya, Indonesia harus menjadi daerah swasemnda pangan 2017. Selanjutnya, Dandim 0303 Bengkalis mengatakan, dalam mewujudkan kegiatan swasembada pangan, TNI selalu siap menjadi pendamping, sesuai UUD 45, UU TNI 34 thn 2004, MoU Kementrian Pertanian dan Perikanan bersama Panglima TNI. Jika Indonesia tidak dapat melaksanakan program swasembada pangan, dipastikan dapat terjadi krisis pangan kedepanya. Karena, sekarang ini sudah terjadi perang energi pangan dan air.
Di Rimbo Melintang bisa tanam 3 kali setahun. Artinya, Indeks Pertanaman 300. Kemudian di Rimbo Melintang memiliki pompanisasi untuk mengatur irigasi air. Kabaupaten Rohil sendiri memiliki areal 141 hektare yang masih berstatus Quo dan terkendala tidak bisa diolah menjadi tambahan areal pertanian. Sedangkan laju pertumbuhan dalam kurun waktu tahun 2009-2013 terjadi alih fungsi lahan. Persoalanya, sebanyak 9.458 hektar terjadi alih fungsi lahan dengan rata 47 ribu hektare. Jumlah kerusakan infrastruktur saluran irigasi daerah sepanjang 1.983,15 kilometer dan daerah rawa 4 kilometer lebih. Dengan perhitungan 82 61 persen, dan daerah rawa 78,29 persen Produktivitas rendah, kualitas SDM petani rendah dalam penerapan teknologi dan manajemen, serta Kelembagaan penunjang belum berjalan optimal dan akselibilitas petani terhadap modal lemah. (Adv/Jul/hms)