Wakil Bupati Kepulauan Meranti Drs H Said Hasyim membawa Staf Ahli Gubernur Riau (Gubri) H Edi Kusdarwanto meninjau Pilot Projek Restorasi Gambut Pembangunan Pedesaan Berbasis Sagu di Tanjungperanap, Tebingtinggi Barat. Program ini dibina oleh Prof Bintoro dari Institute Pertanian Bogor (IPB).
Pilot Project yang dikembangkan para peneliti dari IPB ini dalam rangka mengembangkan pertanian yang terintegrasi secara nyata di masyarakat. Terutama daerah penghasil Sagu guna meningkatkan pendapatan masyarakat.
Turut serta bersama Said Hasyim saat itu, Kepala Disperindag Azza Faroni, Kepala Dinas Perkebunan Meranti, Kasat Binmas Polres Meranti, Camat Tebingtinggi Barat Helfandi, Kades Tanjungperanap Aswandi dan lainnya.
Dalam kunjungan itu, rombongan H Said Hasyim dibawa melihat lokasi Pilot Projek Pengembangan Sagu dan tumpang sari Sagu berupa peternakan sapi, Ikan Lele, Palawija, Cabe, Jagung, serta ternak itik dan Holtikultura lainnya.
Di sela peninjauannya Wakil Bupati Kepulauan Meranti H Said mengucapkan terima kasih kepada peneliti dari IPB Prof Bintoro dan tim. Karena telah memberikan perhatian kepada masyarakat Meranti dalam rangka meningkatkan taraf ekonomi masyarakat berbasis Sagu.
Apa yang dilakukan oleh para peneliti dari IPB ini, menurut H Said Hasyim, sangat bermanfaat untuk Pemkab Kepulauan Meranti. Apalagi saat ini Meranti tengah gencar-gencarnya mengembangkan Sagu sebagai alternatif pangan Nasional.
"Suatu saat kita akan menghadapi krisis pangan karena jumlah masyarakat dunia semakin bertambah sementara lahan untuk menanam tetap. Salah satu alternatif yang dapat diupayakan adalah dengan mengembangkan Sagu," kata H Said Hasyim.
Said Hasyim berharap dengan adanya Pilot Project ini dapat menjadi contoh bagi daerah lainnya dalam mengembangkan Sagu yang disandingkan dengan tumpang sarinya. Sehingga mampu mengangkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Pada kesempatan itu, dalam rangka menggalakkan pangan Sagu, H Said Hasyim juga mengajak masyarakat untuk kembali mengkonsumsi Sagu seperti yang dilakukan oleh para orang tua terdahulu. Saat ini Sagu tidak lagi menjadi pangan kelas dua karena sudah dikonsumsi oleh masyarkat dunia karena dinilai lebih sehat dan bergizi.
"Kami mengajak masyarakat untuk meninggalkan beras dan memakan Sagu, makanan sehat dan bergizi. Orang-orang tua kita dulu sudah makan Sagu mereka hidup sehat dan kuat beraktifitas," ucap mantan Sekda Siak itu lagi.
Kepada Staf Ahli Gubernur Riau H Edi Kusdarwanto, Said Hasyim juga sempat curhat terkait minimnya bantuan APBD Riau untuk Meranti, yang nota bene Kabupaten termuda dan termiskin di Provinsi Riau. Katanya, Meranti menjadi penyumbang indeks kemisknan tertinggi di Provinsi Riau, justru mendapat alokasi APBD paling kecil.
Untuk membangun dari APBD Meranti, tambah Said Hasyim, tidak mungkin maksimal. Sebab, APBD semakin kecil. Sementara beban pembangunan jauh lebih besar dibanding Kabupaten lainnya yang ada di Riau.
Dakui Said Hasyim saat itu, Gubernur Riau Andi Rahman memang telah memberi perhatian khusus terhadap Sagu Meranti. Namun program nyata yang menyentuh masyarakat banyak belum nampak dilakukan.
"Kita ingin ada program khusus dari Provinsi maupun Pusat untuk mengambangkan Sagu yang dapat diolah menjadi berbagai produk mulai dari makanan, gula sampai pakan ternak. Namun sampai saat ini realnya belum terlihat secara nyata. Ini rekomendasi kami bukan saja untuk Provinsi tetapi juga untuk Pemerintan Pusat," kata Said Hasyim.
Menyikapi hal tersebut, Staf Ahli Gubernur Riau H Edi Kusdarwanto mengaku akan terus berupaya untuk membantu Meranti. Saat ini, salah satu yang menjadi cita-citanya sudah terwujud yakni menjadikan salah satu Desa di Meranti sebagai pusat pengembangan Sagu, peternakan dan pertanian yang saat ini dipusatkan di Desa Tanjungperanap yang kedepan dapat menjadi contoh bagi desa desa lainnya.
Demi suksesnya program ini, mantan Pj Bupati Meranti itu mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah terus bekerjasama karena kunci keberhasilan sebuah program adalah kebersamaan. "Keberhasilan sebuah program adalah kebersamaan mari kita jadikan Desa Tanjungperanap menjadi contoh untuk ditiru oleh desa-desa lainnya," pungkas Edi. (Zul)