H Azis Zaenal SH MM Bupati Kampar dinobatkan sebagai Sultan Kampa Ke XIV Khalifatullah Akhirul Zaman Kenegerian Kampa oleh datuk salapan Kenegerian Kampa yakni Dt Majo Bosou, Dt Amanah, Dt Tiawan, Dt Naro, Dt Je do, Dt. Pafuko Tuan, Dt Bijonso.Dt Palo, Dt Boso dan disaksikan langsung Plt Gubernur Riau yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan Ahmad Sarofi, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah Kabupaten Kampar, Camat, Presiden Ikatan Kampar Malaysia Datuk Jendral, LAM, DRPD Kabupaten Kampar, Dandim 0313/KPR, Kapolres Kampar, Ketua Pengadilan, Dubalang Pegawai, Malin, Tungkek, Palimo di Balai Adat Kampa Senin (26/3/2018)
Di awali dengan arak-arakan dalam penyambutan Sultan Kampa Ke-XIV Khalifatullah Akhirul Zaman dalam proses penobatan tersebut Salapan Datuk dan ninik mamak kenegerian Kampa saling memberikan masukan untuk menobatkan Sultan Khalifatullah Akhirul Zaman ke XIV dalam basiocung dan dilanjutkan dengan pemasangan tajak kampa, penyerahan keris Kesultanan serta penyerahan stempel Kerajaan Kenegerian Kampa kepada H.Azis Zaenal SH MM, Sultan Khalifatullah Akhirul Zaman ke-XIV yang Juga selaku Bupati Kampar.
Sebelum penandatangan dan penyerahan surat pengesahan Sultan Khalifatullah Akhirul Zaman ke-XIV oleh para datuk salapan dilaksanakan pembacaan sejarah negeri Kampar dan berdirinya Kerajaan Kampa oleh A.Latif Hasyim Dt Bagindo.
“Untuk mengingat kembali era kejayaan dan kebesaran sejarah masalalu di kampar Riau dan untuk mengangkat marwah dan jati diri negeri Melayu, maka pada bulan Januari sampai Maret 2018 tokoh masyarakat dan Ninik Mamak kenegrian Kampar selalu bermusyawarah untuk menghidupkan kembali tradisi yang sudah lama dilupakan orang.”ucap Latif
Untuk menyambung kembali mata rantai sejarah yang sudah sekian lama terputus tersebut, maka tokoh masyarakat dan ninik mamak telah sepakat untuk memilih sosok yang tepat untuk jadi pemimpin dan penerus kesultanan kerajaan Kampa yang ke 14. Dalam musyawarah tersebut setelah mempertimbangkan latar belakang silsilah ketuanan, latar belakang pendidikan, latar belakang Agama, dan Adat, sikap dan tindak tanduk serta prestasi yang dimiliki, maka pilihan ninik mamak dan tokoh masyarakat Kampar menjatuhkan pilihan kepada Bapak H. Aziz Zainal, S.H.,M.M (sekarang Bupati Kampar) sebagai penerus kesultanan kerajaan Kampa yang ke 14. Untuk dinobatkan menjadi Sultan Kampa ke 14 dengan gelar Sultan Khalifatullah Akhirulzaman. Yang dinobatkan di Kampa Insya Allah pada tanggal 26 Maret 2018.
Sebagai bukti dan fakta nyata bahwa kerjaan Kampa benar-benar ada dan pernah menghiasi lembaran emas sejarah di bumi Melayu Riau dapat kita jelaskan sebagai berikut:
Raja Kampa terakhir Sultan Adli Syah semasa ia berkuasa beliau tinggal di Istana kebesarannya di pekan tua Kampa. Bekas lokasinya di pelataran SDN Kampa Sekarang. Istana tersebut masih berdiri dan dapat disaksikan, sebelum dirobohkan 1950an. (bekas istana masih ada)
Masjid Raja Kampa (Masjid Kubro) masih ada dan berdiri kokoh sampai sekarang ini mirip seperti masjid Jami' Air Turis, Masjid Tua Demak dan Masjid Tua di Malaka. Lokasinya di Desa Kampa lebih kurang 15 Km dari jalan raya.
Cap mohor raja / sultan Mahmud Syah Khalifatullah Akhiruzaman terbuat dari perak, dengan tangkai ukiran seperti tanduk yang terbuat dari perak berukir, bermotif Melayu dan Arab. Cap inilah yang menjadi bukti bahwa sultan Malaka terakhir (1511 M) pernah jadi Sultan kerajaan Kampa (1526-1528 M).
Cap kerajaan berbentuk lingkaran bulat pipih, terbuat dari besi/logam. Cap ini dianggap aneh karena terdapat tulisan di bagian muka dan bagian belakangnya. (sampai sekarang belum ada yang bisa membacanya.). kalau dilihat tulisannya adalah tulisan bergaya Arab Kufi.
Tombak kebesaran Raja (berukuran besar) dengan panjang lebih kurang 3 meter (dibawah dari Malaka).
Kampa benar-benar ada dan pernah menghiasi lembaran emas sejarah di bumi Melayu Riau dapat kita jelaskan sebagai berikut:
Raja Kampa terakhir Sultan Adli Syah semasa ia berkuasa beliau tinggal di Istana kebesarannya di pekan tua Kampa. Bekas lokasinya di pelataran SDN Kampa Sekarang. Istana tersebut masih berdiri dan dapat disaksikan, sebelum dirobohkan 1950an. (bekas istana masih ada)
Masjid Raja Kampa (Masjid Kubro) masih ada dan berdiri kokoh sampai sekarang ini mirip seperti masjid Jami' Air Turis, Masjid Tua Demak dan Masjid Tua di Malaka. Lokasinya di Desa Kampa lebih kurang 15 Km dari jalan raya.
Cap mohor raja / sultan Mahmud Syah Khalifatullah Akhirulzaman terbuat dari perak, dengan tangkai ukiran seperti tanduk yang terbuat dari perak berukir, bermotif Melayu dan Arab. Cap inilah yang menjadi bukti bahwa sultan Malaka terakhir (1511 M) pernah jadi Sultan kerajaan Kampa (1526-1528 M).
Cap kerajaan berbentuk lingkaran bulat pipih, terbuat dari besi/logam. Cap ini dianggap aneh karena terdapat tulisan di bagian muka dan bagian belakangnya. (sampai sekarang belum ada yang bisa membacanya.). kalau dilihat tulisannya adalah tulisan bergaya Arab Kufi.
Tombak kebesaran Raja (berukuran besar) dengan panjang lebih kurang 3 meter (dibawah dari Malaka).
Tombak Trisula (tombak kebesaran kerajaan) berbentuk 3 buah mata tombak seperti keris. Biasanya ini dipakai untuk acara kenegaraan, dan sebagai tiang bendera perang (dibawa dari Malaka).
Meriam Tembaga kerajaan yang diberi nama "Bujang Kalebong". Cupak Emas berukir yang dibawa dari Malaka (telah hilang). Baju kebesaran Raja bersulam benang emas telah hancur.
Peti Sogha kerajaan. Tempat menyimpan pakaian dan barang-barang raja serta permaisurinya (telah hancur) .Meja batu (diduga dari Giok) berukuran . sebesar lemari /meja. Masih ada (hilang/ tenggelam secara ghaib bisa muncul kembali)
Tanda pangkat kebesaran terbuat dari emas disebut “Pisang Sasikek” telah diserahkan kepada negara sebagai tanda ikut berjuang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Bekas makam Raja (12 Selo) lokasi kuburan Raja di Koto Tinggi lebih kurang 3 Km dari Istana Raja.
Bekas benteng pertahanan dan parit perang sepanjang lebih kurang 1 Km tinggi 4 m dan lebar 3 m (sisa-sisanya masih bisa disaksikan sampai sekarang) lokasi : dikarangan tinggi lebih kurang 4 Km dari Pekan Tua atau 500 m dari jalan aspal di Karangan Tinggi. Makam Panglima Perang kerajaan Kampa lokasi di dekat benteng / parit perang (4 Km dari Pekan Tua)
Makam Sultan Kampa terakhir ( Sultan Adli Syah) yang mangkat tahun 1939 di Pekan Tua Kampa lebih kurang 500 m dari Masjid Raja Kampa. Makam Permaisuri Sultan Mahmud Syah bernama Tun Sri Fatimah yang wafat tahun 1527 M. Makam berlokasi di perkuburan tua Sai Tonang Air Tiris.
Bekas pelabuhan kuno tempat tambatan perahu Dondang dan perahu Kajang dan sebagai pusat perdagangan (pasar) lokasi di karangan tinggi lebih kurang 500 meter dari kompleks makam raja-raja Kampa. Gong kebesaran kerajaan Kampa (telah hilang). . Kilangan Tebu kerajaan (telah musnah) dan Lelo besar kerajaan telah hilang. (trc)