Ketua Fraksi PAN DPRD Riau Zulfi Mursal SH membantah pernyataan Wakil Ketua DPRD Riau Zukri Misran yang mengatakan pembentukan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) sudah proposional.
Dimana, Zukri menyebutkan semua fraksi sudah diakomodir sebelum paripurna susunan AKD. Termasuk tiga fraksi yang saat ini tak mendapatkan jabatan yaitu fraksi Gerindra, PKS, dan PAN.
"Hari Kamis itu sebelum rapat paripurna, pada pukul 12.30 WIB, pimpinan tiga fraksi PAN, Gerindra, dan PKS berada di ruangan pak Asri Auzar, juga ada Ketua Eet. Kalau ada yang bilang yang satu rapat di sini yang satu rapat di sana itu tak benar. Sebetulnya bukan rapat, tapi proses fasilitasi dan mediasi, bahwa sebelumnya sudah ada lima fraksi yang berkoalisi, ada tiga fraksi belum terakomodir dalam pimpinan AKD itu," Kata Zukri
Untuk itu, ia mengatakan bahwa ia mencoba membuka kebuntuan tersebut, dari lima fraksi tersebut disepakati beberapa hal.
"Lima fraksi mencapai kesepakatan, yaitu memberikan posisi Wakil Ketua Komisi V kepada Gerindra, yang awalnya merupakan jatahnya PDIP. Dan Gerindra juga dapat di anggota BK (Badan Kehormatan). PAN dapat Wakil Ketua Komisi I. Untuk PKS, sorenya masih mendapatkan wakil ketua BK, PKS minta supaya mereka bukan di BK tapi harus dapat di posisi komisi, dan kita aminkan diberikan di Sekretaris Komisi II untuk PKS," Ujarnya lagi
"Jadi, semua sudah diakomodir. Bukan tak diakomodir. Kalau ada yang bilang ditinggalkan, itu tak benar. Karena tiga fraksi sudah kita akomodir di AKD," tegasnya.
Menurut Zulfi wakil ketua DPRD Riau dari Partai Gerindra tidak diakomodir menjadi ketua AKD, itu proposional dari mana?" Kata Zulfi, Senin (14/10/19).
Artinya lanjut Zulfi kelompok lima fraksi Golkar, PDIP, Demokrat, PKB dan Gabungan, tetap mempertahankan kelompoknya masing-masing.
"Nah kalau sudah mempertahankan kelompoknya, letak kebersamaan itu dimana?" Logikalah kita berfikir. Jangan berfikiran seperti anak cara anak SD, sementara kita mewakili masyarakat banyak," tegas Zulfi.
Mantan ketua DPRD Siak ini mengatakan selaku pimpinan fraksi PAN, Gerindra dan PKS, tidak pernah diajak berkomunikasi berdiskusi dengan seluruh fraksi. Mereka hanya melakukan hal itu dengan lima fraksi. Lalu Zukri bolak-balik ke tiga fraksi menyampaikan kesimpulan dari lima fraksi ke tiga fraksi," Jadi letak kebersamaannya dimana, seolah-olah dia (Zukri) tukang lobi, mana bisa seperti itu. Kebersaman itu kalau melihat dari sila ke 4 Pancasila musyawarah, musyawarah itu bersama-sama. Pimpinan bersama delapan pimpinan fraksi duduk bersama, itu yang namanya musyawarah," jelas Zulfi.
Masih kata Zulfi, kalau kelompok itu bermusyawarah lalu kelompok ini bermusyawarah pula namanya tidak musyawarah bersama-sama," Makanya tidak tercapai mufakat," ujarnya.
Sebagai wakil rakyat kata Zulfi dirinya memahami sumpah dan janji, namun tanpa duduk di AKDpun bisa berbuat untuk rakyat," Tapi kita tidak ingin seperti itu, kita dari awal sudah minta penyusunan AKD harus terbuka dan proposional," katanya.
Terkait permintaan penundaan rapat paripurna AKD, jika digelar pada Jumat (11/10/2019), tiga fraksi siap hadir, tapi lima fraksi memaksa untuk menggelarnya tetap pada Kamis (10/10/19) malam. " Mereka paksakan malam itu karena anggota tiga fraksi sudah tidak ada di DPRD Riau sebab sebelumnya sudah sepakat digelar pada Senin (14/10/2019). Kalau Jumat tidak ada persoalan tapi harus ada kejelasan, persoalan ada ketua dari kita dan segala macam tapi semua prosedur harus dilalui. Tapi persoalan sesungguhnya, bahaso awak, caro tak sodap," ujarnya.
Terkait rencana tiga fraksi akan menggelar paripurna AKD, Zulfi mengatakan tidak perlu qourum karena sifatnya hanya mengumumkan," Tidak ada persoalan qourum atau tidak karena sifatnya hanya mengumumkan,"jelasnya.
Namun untuk menghindari hal-hal buruk dikemudian hari lanjut Zulfi, rencana rapat paripurna tersebut ditunda sampai ada negosiasi dan tiga fraksi diikutkan secara bersama-sama." Kita pasti akan masukkan anggota ke AKD suatu saat, tidak secepat ini, beberapa waktu lagilah, sampai ada legitimasi, kami akan masukkan nama-nama dengan enak dan mereka menerima dengan enak, bisa cair semuanya," ujarnya lagi.
Yang disayangkan tambah Zulfi di tingkat pusat sudah berangkulan, di Riau kelompok kecil sudah terkotak-kotak, buktinya di DPRD Riau ada delapan fraksi, namun mereka berkelompok dengan lima fraksi," Itu dikotak-kotak namanya, dia yang mengkotak-kotakkan sementara di pusat sudah cair semuanya.
"Jika pengkotak-kotakkan terus terjadi imbasnya, bukan maksudnya mengancam atau segala macam, ini akan berpengaruh kepada Pilkada 9 Kabupaten/Kota di Riau, ini akan diorganisir," imbuhnya.(trc)
Komentar Anda :