Anggota DPRD Riau Taja Diskusi Kesetaran Gender dan Bahas Nasib TKW
Minggu, 02/10/2016 - 20:21:21 WIB
Anggota DPRD Riau Ade Hartati Rahmat bersama Seuri dan Rupari gelar diskusi publik mengangkat tema ketidakadilan dan kesetaraan gender yang sering dialami perempuan. Baik di dalam negeri, maupun di luar negeri.
Diskusi publik yang mengangkat tema "Menakar Hasil KTT PBB ke 71 dan Memahami Persoalan Perempuan di Riau," juga menghadirkan Eni Lestari Andayani Adi, Buruh Migran Indonesia (JBMI) Hong Kong dan kini mengetuai International Migrant's Alliance atau IMA, perempuan dari Indonesia yang menjadi juru bicara dalam Konferensi Tingkat tinggi (KTT) PBB ke 71.
"Miris, apa yang dialami tenaga kerja perempuan Indonesia di Hongkong, dengan tidak menerima hari libur, gaji tidak penuh, padahal satu-satunya negara di Asia ini yang menerapkan peraturan perlindungan hukum terhadap tenaga kerja buruh dan pembantu, tapi itu disembunyikan," kata Eni Lestari Andayani Adi dalam acara di Pustaka Wilayah, Sabtu (1/10/16).
Atas dasar itulah yang meniatkan dirinya untuk belajar bahasa asing agar dapat mengawal setiap masalah atau kasus yang menimpa rekan sejawatnya di negara lain.
"Setiap masalah itu saya pelajari. Tidak hanya masalah saya yang saya pelajari, tapi semua masalah kawan-kawan yang saya dampingi, ternyata aturan bantuan hukum terhadap sengaja dijauhkan dari pekerja Indonesia, supaya jangan ada yang menuntut gaji penuh, menuntut hari libur, bahkan agen pun sebelum kita berangkat sudah mencuci otak para TKW yang mau berangkat tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, Ade Hartati Rahmat mengatakan, diskusi tersebut untuk membicarakan bagaimana kondisi perempuan di tingkat dunia, bicara perempuan dari Indonesia tentang buruh migran yang berada diberbagai negara lain yang harus dibekali dengan diberi pengetahuan wawasan dan pendidikan.
"Karena apa yang dirasakan perempuan itu suhunya lebih dari pada kondisi sehari-hari, kondisi bagaimana masa depan anak, bagaimana masa depan keluarga. Nah inilah yang menjadi perjuangan perempuan, kenapa perempuan juga harus bekerja sampai ke luar negeri, perempuan menjadi buruh, perempuan harus bekerja jadi pembantu rumah tangga," sebutnya.
Dalam kegiatan tersebut, juga dihadiri Irvan Herman, bakal calon wakil Walikota Pekanbaru. Ade Hartati Rahmat menyebut, kehadiran Irvan Herman bukan untuk kampanye melainkan untuk menyamakan persepsi tentang perempuan.
"Kita ingin mengajak pemimpin ke depan itu berkomitmen bersama terhadap kondisi perempuan saat ini, ke depan untuk punya pandangan yang sama komitmen yang sama, bagaimana membangun daerah itu dimulai dari pada membangun dan memperkokoh kondisi perempuan terutama di level akar rumpun," jelasnya. (SRC)
Komentar Anda :