Masyarakat kenegerian Gunung Sahilan Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar melakukan aksi dengan memblokade jalan dan memberhentikan mobil milik perusahaan RAPP yang membawa kayu Akasia.
Masyarakat menuntut PT RAPP dan grupnya supaya bisa mengembalikan tanah ulayat yang sudah dirampas oleh pihak perusahaan.
Sebelum ada mediasi dari pihak perusahaan mobil-mobil yang distop masyarakat ini tidak akan diberikan izin untuk melintasi jalan keluar masuk perusahaan RAPP.
Khairul selaku koordinator lapangan dalam orasinya meminta pemerintah daerah hingga pemerintahan pusat agar permasalahan diselesaikan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di negara ini.
"Kami juga meminta kepada wakil rakyat DPRD Kampar, Provinsi hingga DPR RI supaya menyampaikan aspirasi kami kepada pihak pemerintahan daerah maupun pemerintahan pusat. Karena anggota dewan ini sebagai perpanjangan tangan kami untuk menyampaikan aspirasi kami, "Kata Khairul dikutip dari kupasonline. com
Tuntutan dari masyarakat ini dibenarkan Kepala Desa Gunung Sahilan Hasmizon ketika dikonfirmasi. Namun, dia tidak berada ditempat saat aksi tersebut karena ada urusan di Pekanbaru dan yang hadir saat itu Kades Sahilan Darussalam.
Tetapi keterangan dari Kades Gunung Sahilan ini berbeda dengan aksi yang disampaikan masyarakat. Dia mengungkapkan saat ini sedang ada kegiatan penggalian Parit batas perusahaan yang dilakukan perusahaan.
"Memang ada kejadian itu, cuman saya sendiri tidak disitu. Yang hadir tadi disitu Kades Sahilan Darussalam. Itu NWR, group RAPP membuat Parit batas akibatnya kebun petani atau masyarakat menjadi Imbasnya. Kita meminta dihentikan dulu kegiatan itu. Intinya pembuatan Parit itu dihentikan dulu buatlah dulu perundingan, "Ungkap Hasmizon.
Sementara itu, Humas PT NWR Abdul Hadi ketika dikonfirmasi menyangkal bahwa tidak aksi protes dari masyarakat Kenegerian Gunung Sahilan. Antara NWR dan Masyarakat tidak terjadi apa-apa. Kalau aksi tadi mungkin mengatas nama masyarakat.
Parit yang digali NWR hari ini bukan dilahan masyarakat. Melainkan batas konsesi NWR. Sepertinya konsesi itu ada yang telah diperjualbelikan oleh oknum-oknum tertentu.
"Informasi dilapangan sudah diperjualbelikan oleh oknum-oknum tertentu. Nah oknum-oknum inilah yang melakukan aksi hari ini, "ungkap Hadi ketika dikonfirmasi via Telpon.
Ditambahkan Hadi, aktivitas penggalian parit tapal batas tetap dilanjutkan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. (Fd)