Zat Kimia Chemichal yang Terhirup Karyawan Subkontraktor PT RAPP Merupakan Zat Berbahaya
Rabu, 22/02/2023 - 09:45:14 WIB
 |
Dr Elviriadi, M.Si
|
PELALAWAN - Pakar dan Pengamat Lingkungan Hidup Dr. Elviriadi memastikan zat yang terhirup beberapa karyawan subkontraktor PT RAPP, pada hari Minggu 19 Februari 2023 yang lalu masuk dalam kategori berbahaya.
Dengan tegas, Elviriadi meminta Dinas Tenaga Kerja harus segera melakukan pengecekan dan pemanggilan kepada pihak PT RAPP tentang penyebab peristiwa tersebut.
" Jelasnya jika sudah menyebabkan seseorang tumbang dan sampai di rawat di rumah sakit itu sudah ketegori berbahaya. Untuk memastikan detailnya saya harus melihat langsung dimana lokasinya dan dimana sentral kimianya dan bahannya apa, tetapi secara efek umum zat yang terlepas tersebut merupakan zat yang berbahaya," tegas aktivis 98 itu ketika diminta tanggapannya Selasa (21/2/2023)
Menurutnya dari penilaian ilmu lingkungan, jika proses pengolahan bahan-bahan kimia itu harus pas takarannya tidak boleh ada yang kurang atau lebih, jadi rumusan kimia yang diolah PT RAPP tidak clear sehingga menimbulkan keterlepasan udara, dan terhirup oleh karyawan Subkontraktor tersebut. Itu artinya filter dari chemical PT RAPP harus memperbaiki dari sistem pengolahan zat kimianya, supaya ramuan itu tepat, sehingga tidak ada proses yang kurang dan tidak menimbulkan reaksi keluar.
" Yang jelas zat zat berbahaya tersebut jangan sampai terlepas ke udara, " harapnya.
Sejak berdirinya PT RAPP, sering kali masyarakat yang tinggal di Pangkalan Kerinci menghirup dan merasakan bau tak sedap, seperti bau busuk. Terkait hal ini Dr. Elviriadi menghimbau agar masyarakat disana mengadukan hal ini ke Dinas terkait di Pemkab Pelalawan dan meminta agar Dinas Kesehatan melakukan pengecekan terhadap zat yang akan masuk ke Klorida.
Kemudian Pemkab Pelalawan dan Pemprov Riau harus menyurati perusahaan April Group tersebut, supaya proses pengolahan bahan-bahan kimia PT RAPP tidak lagi menyebar keluar.
" Tolong diolah dengan baik, apa campuran kimia perusahaan tersebut yang kurang agar dilengkapi, sehingga tidak menimbulkan efek proses keluar dari industri pengolahan kimia tersebut," harap Elviriadi mengakhiri.
Diketahui, sehari setelah peristiwa tersebut, Kadisnakertrans Provinsi Riau Dr. H. Imron Rosyadi, ST, MH kepada media Senin, (20/2/2023) memberikan keterangan terdapat sekitar 32 orang yang terdampak peristiwa kemarin dan berasal dari subkontraktor PT RAPP diantaranya PT MSM, PT GUT dan PT PMB dan semuanya terpapar Gas Sulphur.
Kronologisnya berawal saat karyawan kontraktor sedang melakukan aktifitas Safety Toolbox Meeting, para karyawan merasakan aroma bau yang tidak sedap, sehingga menyebabkan kepala menjadi pusing, tenggorokan perih dan sesak napas.
Sumber gas tersebut berasal dari cerobong asap unit pembakaran belerang pada Sulphuric Acid Plant yang sedang melakukan proses start-up dan gas belerang terbawa oleh angin ke lokasi proyek.
" 31 orang yang terpapar yang dirawat di klinik Townsite I sudah pulang dan 1 orang masih dirawat di RS Efarina, namun sudah bisa bernafas normal," ujarnya.
Sementara itu menurut salah seorang karyawan kontraktor inisial B, yang area kerjanya berada tidak jauh dari lokasi chemical mengatakan sekitar jam 8.30 WIB pada hari Minggu, (19/2/2023) kemarin mencium bau tak sedap, dimana bau tersebut lebih pekat dari hari biasanya, setelah mencium bau tersebut sekitar 1 (satu) menit dada terasa sesak, batuk dan tenggorokan kering dan kepala terasa pusing.
" Bau tidak sedap tersebut sepertinya berasal dari chemical dan baunya tidak seperti biasanya, " ujarnya. (Tim)
Komentar Anda :