PELALAWAN - Badan Usaha Milik Daerah Tuah Sekata Kabupaten Pelalawan yang selama puluhan tahun menjalankan bisnis dibidang listrik, kali ini dibawah kepemimpinan Tengku Efrisyah Putra berkeinginan mengembangkan usaha dibidang lain.
Menurut Direktur BUMD Tengku Efrisyah Putra, pada media ini, selain menjalankan bisnis listrik, PD Tuah Sekata berkeinginan melakukan inovasi baru dengan menjalankan pengelolaan Pasar Sorek dan mengurus serta mengembangkan Beras Penyalai.
Lanjut Putra, pada hari ini Rabu, 2 Juni 2021 BUMD Tuah Sekata dan Bank Dana Amanah Kabupaten Pelalawan akan berkunjung ke Kecamatan Kuala Kampar dan akan bertemu dengan Camat Kuala Kampar yang diwakili oleh Sekcam T. Fauzar, serta empat kepala desa serta Bumdes dan para pemilik gudang beras perwakilan setiap desa.
Tujuan dari pertemuan tersebut untuk membahas agar Beras Penyalai kedepannya bisa dipasarkan secara baik dan mendapatkan keuntungan bagi petani dan keuntungan bagi Kabupaten Pelalawan dalam hal PAD.
"Saya berharap pengelolaan Beras Penyalai dapat berjalan dan Beras asal Kuala Kampar ini mempunyai Brand sendiri serta Swasembada beras di kabupaten Pelalawan dapat terwujud," harapnya.
Sambung Putra, saat ini lahan yang tersedia untuk penanaman padi sekitar 9000 ha dan yang berjalan maksimal sekitar 6000 ha, jika diratakan satu hektar menghasilkan 3 ton beras dan dikalikan 6000 ha, maka sangat luar biasa potensi Beras Penyalai bila dikelola secara profesional dengan management yang bagus.
Salah satu Kades yang ada di Kuala Kampar Kepala Desa Teluk Beringin Hamdani mengatakan persoalan yang terjadi ada beberapa faktor, salah satunya mengenai modal, karena petani banyak melakukan pinjaman kepihak luar sehingga disaat panen beras, pihak luarlah yang mendapatkan hasil panen tersebut, kemudian kendala lainnya yakni dalam hal penjualan harganya sangat rendah dan modal awal tidak tertutup serta ketika dijual ke gudang belum bisa dapat uang menunggu beras laku.
"Saya berharap kendala tersebut dapat menjadi perhatian serius bagi BUMD Tuah Sekata dan Pemkab Pelalawan, agar Beras Penyalai dapat berkembang lebih baik," harap Hamdani.
Semantara Ketua Bumdes Sei Upih Sarkawi mengeluhkan disaat musim panen harga beras anjlok diharga Rp. 6.000,- dan ini sangat merugikan petani, sementara para petani mau atau tidak mau harus menjual hasil panen tersebut dan berasnya kami jual ke kabupaten tetangga yang ada di Provinsi Kepri.
Bumdes Teluk Bakau Aswadi mengeluhkan tentang pendanaan dan sulitnya memasarkan hasil panen tersebut.
Aswadi juga berharap agar BUMD dapat membantu penuh baik dalam pemasaran maupun permodalan, dan dirinya sangat optimis dan yakin BUMD mampu melakukan pemasaran dan membantu permodalan untuk membantu kepentingan petani Beras Penyalai. (Tom)
Komentar Anda :