www.transriau.com
19:25 WIB - Hakim Vonis Bersalah Terdakwa Perusuh Aset Perusahaan Negara | 09:27 WIB - IOH Ajak Masyarakat Rayakan Indah Ramadhan Lewat Gerakan Sosial dan Pemberdayaan Ekonomi Lokal | 09:20 WIB - BRIN-PTPN IV PalmCo Riset Biogas Kombinasi Limbah Tandan Kosong dan Limbah Cair Sawit Perdana | 19:25 WIB - Konservasi Gajah PHR Mendunia, Raih Green World Environment Awards 2024 di Brasil | 12:13 WIB - Berbagi Keberkahan Ramadan 2024, JNE Hadirkan Promo Ongkos Kirim | 12:00 WIB - Gernas PPA Desak Disdik Siak Nonaktifkan Oknum Guru yang Diduga Pungli
  Jum'at, 29 Maret 2024 | Jam Digital
Follow:
 
Caleg Baru VS Incumbent
Rabu, 02/01/2019 - 08:28:07 WIB

Kekecewaan masyarakat kepada anggota dewan tahun 2014, belum tentu ditahun 2019 ini akan memilih calon legislatif (Caleg) yang baru. Sebab, masyarakat seakan tidak perduli lagi dengan para calon wakil rakyat yang akan bersaing memperebutkan kursi di DPD, DPR RI, dan DPRD nanti.
   
Para caleg yang disebut incumbent, yaitu yang kini duduk sebagai anggota dewan. Jelas punya keuntungan yang lebih besar. Mereka punya kesempatan untuk memelihara jaringan politik lewat hak repsentasi. Mereka berkesempatan mengunjungi titik-titik potensial dimasa reses seperti masuk kampong keluar kampung. Hebatnya lagi mereka mendapatkan tunjangan dari pemerintah untuk melakukan itu.
   
Jadi, seperti sambil menyelam minum air. Mereka melakukan tugas tetapi sekalian bias memilhara jaringan politik dan melakukan pencitraan. Dari kegiatan ini para caleg mulai menbar janji.
   
Misalnya, menjanjikan perbaikan jalan bahkan langsung di realisasikannya pada kesempatan tersebut. Ini semua merupakan hanya pencitraan untuk menarik perhatian masyarakat belaka. Bagaimana jika meraka sudah kita pilih dan terpilih sebagai wakil rakyat, apakah kita merasa terwakili olehnya?. Pertanyaan yang sulit untuk dijawab.
   
Janji lain yang biasa kita dengarkan dari para caleg yaitu perbaikan saluran air, membangun fasilitas umum. Tentu saja dengan embel-embel bila dia terpilih lagi. Ini tentu membuat caleg incumbent membuat lebih maju selangkah dibanding dengan pemain baru (caleg baru)
   
Meski demikian, ini tidak membuat peluang para caleg baru tidak memiliki kesempatan sama sekali. Mereka punya peluang lain untuk dapat menjadi anggota Dewan yakni dengan berebut nomor urut. Dengan begitu banyaknya partai dan caleg dalam satu dapil, hal ini juga akan membuat kebingunan para pemilih. Ditambah lagi Untuk surat suara DPR RI, DPRD tingkat provinsi dan Kabupaten/Kota hanya terdapat nomor urut dan nama caleg. Maka, nomor urut akan sangat membantu para caleg untuk duduk di kursi empuk selama lima tahun
   
Namun yang paling menyedihkan demokrasi saat ini, politik itu hanya dilihat dari segi ekonomi siapa yang memberi duit dia yang akan dipilih. Masyarakat saat ini sudah apatis untuk memilih. Pemberian sembako, baju seragam bahkan pemberian uang tunai seakan-akan menjadi perangsang bagi masyarakat untuk datang ke TPS
   
Pilkada Serentak tahun 2018 secara nasional sebesar 77,5 persen. Sementara untuk Pemilihan Gubernur Riau yang baru saja dilaksanakan pada bulan Juni lalu tidak sampai 60 persen yakni sekitar 59,  52 persen
   
Alat Peraga Kampanye (APK) yang dipasang para caleg lapangan-lapangan terbuka umum dan pohon-pohon kayu tidak sepenuhnya menyentuh hati rakyat untuk memilihnya. Bahkan masyarkat sama sekali tidak mengenalinya. Politik uang menjadi jurus jitu bagi caleg untuk merebut hati masyarakat. Kalau sudah begini siapa yang disalahkan?
   
Pemilu serentak tahun 2019 yakni Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif sudah diambang pintu. Tanggal 17 April 2019 rakyat Indonesia dari seluruh penjuru dari Sabang sampai Merauke akan memilih.

Persaingan yang ketat sudah dirasakan para caleg apakah incumbent dan caleg baru. Namun, beban yang teramat berat sangat dirasakan caleg pendatang baru mereka harus bekerja keras untuk bersosialisasi turun ke kantong-kantong basisnya terutama kelurga dan karib kerabat.

Semoga kita dapat memilih wakil rakyat yang memeperjuangkan kepentingan rakyat….




    
Fitrah Dayun
Pemegang Kartu UKW Muda




 
TRANS OPINI
Dilema Fenomena “Wartawan Amplop”
Antara Integritas dan Kesejahteraan
17/03/2019 | 18:53 Wib
NETRALITAS ASN PADA PEMILU 2019
Caleg Baru VS Incumbent
Waspadai "Perampokan Suara" dalam Pilkada
Tahun Baru Islam, Refleksi Umat Untuk Memperbaiki Keislaman
Setia Amanah untuk Andi Rachman
Pilkada Kota Pekanbaru 2017
SIAPA YANG BAKAL MENANG…??
Membangun Kemajuan Peradaban Islam Dengan Pendidikan Berkualitas Menuju Era Mea Di Perguruan Tinggi
 
Follow:
Pemprov Riau | Pemko Pekanbaru | Pemkab Siak | Pemkab Inhu | Pemkab Rohil | Pemkab Kampar | DPRD Rohil | DPRD Pekanbaru
Redaksi Disclaimer Pedoman Tentang Kami Info Iklan
© 2015-2016 PT. Trans Media Riau, All Rights Reserved