Kunjungi INHART IIUM, Gubernur Syamsuar Ingin Riau Jadi Pusat Riset, Training dan Industri Halal
KUALA LUMPUR - Gubernur Riau Syamsuar dan rombongan berkunjung ke International Institute for Halal Research and Training (INHART) International Islamic Universiti Malaysia (IIUM), Selasa (28/2/2023). Rombongan diterima Prof. Dr. Irwandi Jaswir, senior profesor dan mantan Direktur INHART IIUM yang dikenal juga dengan Profesor Halal.
Gubernur Riau didampingi Asisten I Masrul Kasmy dan sejumlah kepala dinas dan biro antara lain Kadis Pariwisata Roni Rahmat, Kadis Perindag Taufik OH, Kadis Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Helmi D, Karo Pengadaan Barang dan Jasa Rahmad Ramadiyanto dan Karo Administrasi Pimpinan Aryadi.
Selain itu juga hadir Wakil Ketua KDEKS Riau yang juga Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Perwakilan Riau, H. Abdul Rasyid Suharto, dosen geologi UIR Dr. Husnul Kausarian, akademisi Dr. Satria Antoni dan wartawan senior Fendri Jaswir.
Prof Irwandi menjelaskan industri halal dunia memiliki potensi yang cukup besar. Diperkirakan mencapai 3,1 triliun US dolar. Namun sayangnya, peluang industri halal ini bukan dimanfaatkan oleh negara-negara muslim seperti Indonesia, tapi justru oleh negara-negara non muslim.
Sebagai contoh, Korea mengembangkan industri kosmetik dan pariwisata halal. Bahkan, perguruan tingginya membuka program S2 dan S3 pariwisata dan industri halal. Begitu pula dengan Australia yang memproduksi daging halal terbesar dan Brazil mengembangkan ayam halal terbesar di dunia.
Sebaliknya negara-negara Islam justru mengimpor produk halal mencapai 200 miliar US dolar. ''Kondisi ini tentu ironi yang harus sama-sama kita pikirkan,'' kata profesor penerima King Faisal Prize tahun 2018 itu.
INHART IIUM, kata Prof Irwandi, adalah lembaga yang melakukan pendidikan S2 dan S3 di bidang halal sains, disamping melakukan riset dan pengembangan halal sains. Lembaga ini juga melakukan pelatihan untuk tenaga dan profesional halal.
INHART IIUM juga mengeluarkan sertifikat halal untuk industri-industri di luar negeri. Mereka bertindak sebagai konsultan halal dan membantu pengembangan industri halal di dunia. ''Banyak kerjasama yang kami lakukan, baik dengan negara Asia, termasuk Jepang dan Korea, Arab Saudi dan negara bekas jajahan Rusia,'' kata Prof Irwandi Jaswir.
Gubernur Riau Syamsuar menjelaskan Riau merupakan salah satu dari lima provinsi yang menjadi perhatian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), selain Aceh, Sumbar, Jabar dan NTB. KNEKS menginginkan Riau menjadi pusat riset, pelatihan dan pengembangan industri halal Indonesia.
Gubernur Riau menyambut baik gagasan itu. Apalagi Riau memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan, tidak hanya untuk industri halal makanan dan pariwisata, tapi juga riset dan training.
''Kami mengharapkan Profesor Irwandi nanti membantu baik sebagai konsultan atau tenaga ahli untuk membentuk pusat riset, training dan industri halal ini,'' kata Syamsuar.
Syamsuar mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan dua perguruan tinggi yakni Unri dan UIN Susqa. Keduanya menyatakan siap untuk berkolaborasi. Begitu pula dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
''Kita tinggal menunggu persetujuan dari BRIN. Kalau nanti sudah ada persetujuan itu, kami akan hubungi lagi Profesor untuk membantu step-step yang akan dilakukan,'' harapannya. (Fd)
Komentar Anda :